BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Sumber daya manusia yang kompeten dan yang
berkualitas sangat dibutuhkan untuk mendukung produktivitas dan aktivitas agar
tujuan perusahaan atau suatu organisasi dapat tercapai dengan sempurna, oleh
karena itu diperlukan pengembangan pegawai agar mutu dan kemampuan sumber daya
manusia yang telah ada mampu bersaing dan dapat mengikuti perkembangan zaman,
terlebih pada era globalisasi, dimana ilmu pengetahuan dan tekhnologi di
berbagai bidang berkembang dengan sangat pesat.
Seiring dengan arus era globalisasi maka
metode-metode pengembangan pegawai harus menyesuaikan dan tepat sasaran, agar
pegawai dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas
maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1.
Apa definisi dan tujuan pengembangan karyawan?
2.
Apa fungsi manajemen SDM sebagai pengembangan karyawan?
3.
Metode apa yg digunakan dalam pengembangan pegawai agar
tepat sasaran?
4. Apa
pentingnya pengembangan karyawan?
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui definisi dan tujuan pengembangan karyawan
2.
Memahami fungsi manajemen SDM sebagai pengembangan
karyawan
3.
Mengetahui metode pengembangan pegawai agar tepat sasaran
4. Pentingnya
Pengembangan Karyawan
BAB II
Pembahasan
1.
Definisi dan tujuan pengembangan
karyawan
Definisi pengembangan karyawan adalah suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan pelatihan.
Tujuan dari pengembangan karyawan adalah menyangkut beberapa hal,
diantaranya :
a. Produktivitas
Kerja
Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat,
kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human
skill dan managerial skill karyawan yang semakin membaik.
b. Efisiensi
Penegmbangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga,
waktu, bahan baku dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya
produksi relative mengecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
c. Mengurangi
Kerusakan
Pengembangn karyawan juga bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang,
produksi dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam
melaksanaan pekerjaannya.
d. Mengurangi
kecelakaan
Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan,
sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
e. Meningkatkan
Servis
Pengembangan akan meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik dari
karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik
merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekanan-rekanan perusahaan yang
bersangkutan.
f. Moral
Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan ketrampilannya
sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik.
g. Karir
Dengan pengembangan,, kesempatan untuk untuk meningkatkan karir karyawan
semakin besar, karena keahlian, ketrampilan dan prestasi kerjanya lebih baik.
Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja
seseorang.
h. Konseptual
Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil
keputusan yang lebih baik karena technical skill, human skill dan managerial
skill-nya lebih baik
i.
Leadership
Dengan pengembangan kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik, human
relation-nya lebih luwes, motivasinya terarah sehingga pembinaan kerja sama
vertical dan horizontal semakin harmonis
j.
Incentives
Pengembangan juga dimaksudkan untuk meningkatkan insentif, fee, maupun
benefit yang didasarkan pada prestasi kerja para karyawa.
k. Consumer Satisfaction
Pengembangan para karyawan akan searah dengan pengembangan kualitas
produk, dan layanan sehingga tentunya akan berkaitan dengan kepuasan konsumen
2.
Fungsi manajemen SDM sebagai
pengembangan karyawan
Manajemen sumber
daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup
karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen
sumber daya manusia atau dalam bahasa inggris disebut HRD atau human resource
department.
Menurut A.F. Stoner manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur
yang berkelanjutan yang bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau
perusahaan dengan orang-orang yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan
jabatan yang tepat pada saat organisasi memerlukannya.
Departemen Sumber Daya Manusia memiliki peran, fungsi, tugas dan Tanggung
Jawab :
1.
Melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection.
a. Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya
manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan perkiraan / forecast akan pekerjaan yang
lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya.
b. Rekrutmen
tenaga kerja / Recruitment
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai,
karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm
oraganisasi atau perusahaan.
c. Seleksi
tenaga kerja / Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang
tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada.
2.
Pengembangan dan evaluasi karyawan / Development and
evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu
pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di
bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan begitu
proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari
karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
3.
Memberikan kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and protection
kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur
dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan
disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan
eksternal.
3.
Metode pengembangan pegawai agar
tepat sasaran
Pelaksanaan pengembangan harus didasarkan pada metode-metode yang telah
ditetapkan dalam program pengembangan perusahaan. Yang dirumuskan oleh bagian
atau suatu tim pengembangan. Metode pengembangan terdiri atas metode latihan
atau training yang diberikan kepada karyawan operasional dan metode pendidikan
atau lecturing yang khusus diberikan kepada karyawan manajerial.
Berikut dijelaskan mengenai metode latihan atau training:
1. On the
Job Training, yaitu pelatihan dengan instruksi, maksudnya adalah para
pekerja ditempatkan dalam kondisi riil dibawah bimbingan dan supervise dari
seorang pegawai senior atau supervisor. Metode ini menggunakan pendekatan Job Instruction Training yakni
instruktur memberikan pelatihan kepada pegawai senior atau supervisor kemudian
pegawai senior memberikan pengalamannya kepada pekerja.
2. Vestibule, yaitu suatu metode latihan
yang dilakukan dalam kelas atau workshop yang bia sanya diselenggarakan dalam
suatu perusahaan industri untuk memperkenalkan pekerjaan kepada karyawan baru
dan melatih mereka mengerjakan pekerjan tersebut. Tentunya dengan duplikasi
bahan, alat-alat dan konisi yang akan mereka temui dalam situasi kerja yang
sebenarnya.
3. Demonstrasi,
yaitu metode latihan yang dilakukan dengan cara peragaan dan penjelasan
bagaimana cara-cara mengerjakan sesuatu pekerjaan melalui contoh-contoh atau
percobaan yang didemonstrasikan. Peserta melihat sendiri teknik mengerjakannya,
diberikan penjelasan-penjelasan bahkan kalau perlu mencoba mempraktekannya
sendiri.
4. Programmed Instruction, merupakan bentuk
pelatihan agar peserta dapat belajar sendiri karena langkah-langkah pengerjaan
sudah diprogram, biasanya dengan computer, buku atau mesin pengajar. Instruksi
terprogram meliputi pemecahan informasi dalam beberapa bagian kecil sedemikian
rupa sehingga dapat dibentuk program pengajaran yang mudah dipahami dan saling
berhubungan.
5. Magang,
melibatkan pembelajaran dari pekerja yang lebih berpengalaman dan dapat
ditambah pada teknik off the job training.
Banyak pekerja ketrampilan tangan seperti tukang pipa dan kayu, dilatih melalui
program magang resmi. Asistensi dan kerja sambilan bisa disamakan dengan magang
karena menggunakan partisipasi tingkat tinggi dari peserta sekaligus memiliki
feedback yang tinggi pula.
Sedangkan untuk pengembangan dengan metode lecturing, ada beberapa
pendekatan yang bisa dipakai, yaitu :
1. Seminary, metode ini menggunakan pendekatan ceramah
atau presentasi dari instruktur. Gunanya tentu untuk meningkatkan kemampuan
manajerial para pimpinan. Metode ini dilakukan dalam dalam suatu classroom
dengan jangkauan audiens yang banyak.
2. Lokakarya,
menggunakan pendekatan yang mirip dengan seminary,
yakni menggunakan ceramah atau presentasi, namun bedanya, peserta tidak pasif
mendengarkan begitu saja, tapi juga turut diminta partisipasinya dalam
memecahkan suatu masalah.
3. Under Study, hampir sama dengan on the job training, hanya bedanya
dilakukan dalam tataran kepemimpinan. Dimana calon pemimpin dipersiapkan untuk
menggantikan jabatan atasannya. Calon dipersiapkan untuk mengisi jabatan
apabila pimpinannya berhenti.
4. Job Rotation adalah teknik pengembangan
yang dilakukan dengan cara memindahkan peserta dari suatu jabatan ke jabatan
lainnya secara periodik untuk menambah keahlian dan kecakapannya pada setiap
jabatan. Hal ini merupakan antisipasi jika ia dipromosikan, ia akan siap,
memiliki pengetahuan dan kapasitas yang baik.
5. Coaching dan Counseling
Coaching adalah suau metode
pendidikan dengan cara atasan mengajarkan keahlian dan ketrampilan kerja kepada
bawahannya. Dalam metode ini, supervisor diperlukan sebagai petunjuk untuk
memberitahukan kepada para peserta mengenai tugas yang akan dilaksanakan dan
bagaimana cara mengerjakannya. Sedangkan counseling
adalah suatu cara pendidikan dengan melakukan diskusi antara pekerja dan
manajer mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi, seperti keinginannya,
ketakutannya dan aspirasinya.
v Penilaian
prestasi karyawan
Hal selanjutnya yang perlu dilakukan oleh manajer personalia ataupun SDM
adalah bagaimana cara menilai/scoring
hasil dari pengembangan yang telah dilakukan oleh perusahaan. Bagiamana agar
dana, waktu dan pikiran yang digunakan benar-benar efisien dan efektif. Oleh
karenanya, penilaian prestasi kinerja karyawan amat sangat dibutuhkan.
Menurut Dale Yoder, penilaian prestasi karyawan merupakan prosedur yang
formal dilakukan didalam organisai untuk mengevaluasi pegawai dan sumbangan serta
kepentingan bagi pegawai.
Tujuan dari pada penilaian pretasi karyawan adalah sebagai berikut:
a) Sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk promosi, demosi,
pemberhentian dan penetapan besarnya balas jasa.
b) Untuk
mengukur prestasi kerja, sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaannya
c) Sebagai
dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan didalam perusahaan
d) Sebagai
dasar untuk mengevaluasi program latihan dan dan efektifitas jadwal kerja,
metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan peralatan
kerja
e) Sebagai
indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang berada
didalam organisasi
f) Sebagai
alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan untuk
mendapatkan performance kerja yang baik
g) Sebagai
alat untuk mendorong atau membiasakan para atasan (supervisor manager,
administrator) untuk mengobservasi perilaku bawahan supaya diketahui minat dan
kebutuhan-kebutuhan bawahannya.
h) Sebagai
alat untuk bisa melihat kekurangan atau kelemahan-kelemahan dimasa lampau dan
meningkatkan kemampuan karyawan selanjutnya
i)
Sebagai criteria didalam menentukan seleksi dan
penempatan karyawan
j)
Sebagai alat untuk mengidentifikasi kelemahan-kelemahan
personel dengan demikian bisa sebagai bahan pertimbangan agar bisa
diikutsertakan dalam program latihan kerja tambahan
k) Sebagai
alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan karyawan
l)
Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan
uraian pekerjaan.
Dale Yoder
menambahkan bahwa sejatinya, penilaian prestasi karyawan secara luas digunakan
untuk mengidentifikasi mereka yang akan dipromosikan.
Standar
penilaian
Secara umum, standar berarti apa yang akan dicapai sebagai ukuran untuk
penilaian. Sebuah standar dapat dianggap sebagai pengukur yang ditetapkan,
sesuatu yang harus diusahakan, sebuah model untuk diperbandingkan, suatu alat
untuk membandingkan antara satu hal dengan hal yang lain. Secara garis besar
standar dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Tangible
Standard yaitu sasaran yang dapat ditetapkan alat ukurnya atau standarnya.
Misalnya dengan adanya pelatihan membuat produktivitas kerja semakin meningkat,
pekerjaan yang tadinya memerlukan sebulan menjadi 25 hari.
Oleh karena
tangible standard memiliki ukuran yang pasti, ada dua rumus yang bisa digunakan
dalam mengukur produktifitas, yaitu:
·
Produktifitas kerja merupakan perbandingan
antara output dengan input.
·
Produktifitas per kapita merupakan besarnya
produksi yang dihasilkan perjam/hari kerja.
2. Intangible
Standard adalah sasaran yang tidak dapat ditetapkan alat ukur atau standarnya.
Misalnya berkat adanya lecturing, seorang kepala sub-bagian tertentu menjadi
lebih loyal perilakunya terhadap perusahaan.
Unsur-unsur
yang dinilai
·
Loyalties
·
Prestasi Kerja
·
Honesty
·
Disciplines
·
Creativities
·
Synergy
·
Leadership
·
Personality
·
Initiative
·
Kecakapan
·
Responsibility
Metode
penilaian karyawan
Metode penilaian prestasi karyawan pada dasarnya dikelompokkan atas
metode tradisional dan metode modern. Dibawah ini merupakan penjabaran dari
metode tradisional.
1)
Rating scale
Metode ini merupakan metode paling tua dan banyak digunakan dimana
penilaian yang dilakukan oleh atasan atau supervisor untuk mengukur
karakteristik, misalnya inisitaif, dependensi, kematangan dan kontribusinya
terhadap pekerjaannya.
2)
Employee
Compare
Merupakan metode penilaian yang dilakukan dengan cara-cara membandingkan
antara seorang pekerja dengan pekerja lainnya. Metode employee compare terbagi menjadi tiga, yaitu:
·
Alternate
Rank
Metode penilaian dengan cara mengurut peringkat karyawan dimulai dari
yang paling bawah sampai yang tertinggi dan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
·
Paired
Compare
Metode penilaian dengan cara membandingkan satu karyawan dengan karyawan
lainnya. Sehingga terdapat berbagai alternative keputusan yang akan diambil.
Metode ini sangat cocok jika jumlah karyawannya sedikit.
·
Porced
Compare
Kebalikan dari paired, porced digunakan dalam jumlah karyawan yang besar.
Prestasi kerja dikodifikasi dalam beberapa klasifikasi, kemudian menilai
pekerja berdasarkan klasifikasi tersebut.
3)
Checklist
Metode ini sebenarnya yang paling mudah, tinggal menetapkan daftar unsure
yang dinilai dan kemudian meminta berbagai pendapat mengenai prestasi kinerja
seseorang. Baru kjemudian hasilnya dibicarakan dalam rapat pimpinan.
4)
Freeform
Essay
Metode ini juga termasuk simple, tinggal meminta seorang karyawan membuat
karangan yang berkenaan dengan orang/karyawan yang sedang dinilainya.
Masing-masing karyawan menulis prestasi kerja rekanna.
5)
Critical
Incident
Mirip dengan check list, hanya saja penilai menilai sendiri hasil kerja
karyawan. Ia menyiapkan buku khusus untuk yang terdiri dari berbagai kategori
tingkah laku karyawannya.
Dibawah ini merupakan metode penilaian modern yang bukan berarti lebih
baik, hanya saja merupakan perkembangan dari metode tradisional.
a)
Assessment Centre
Penilaian ini dilakukan oleh tim khusus yang terdiri dari kombinasi dalam
dan luar, agar memiliki penilaian objective mengenai hasil kinerja seorang
karyawan. Cara penilaianya berdasarkan wawancara, pengisian kuisioner,
permainan bisnis dan lain-lain.
b)
Management by
objective
Metode ini dilakukan dengan pendekatan karyawan langsung diikutsertakan
dalam perumusan dan pemutusan persoalan dengan memperhatikan kemampuan bawahan
dalam menentukan sasarannya masing-masing yang ditekankan pada pencapaian
sasaran perusahaan itu.
c)
Human Asset
Accounting
Metode ini menggunakan pendekatan penilaian bahwa pekerja merupakan
individu modal jangka panjang sehingga sumber tenaga kerja dinilai dengan cara
membandingkan terhadap variable-variabel yang dapat mempengaruhi keberhasilan
perusahaan. Jika biaya untuk tenaga kerja meningkat, laba meningkat. Maka
peningkatan tenaga kerja tersebut berhasil.
4.
Pentingnya Pengembangan Karyawan
Pengembangan (development) adalah fungsi operasional kedua dari manajemen
personalia. Pengembangan karyawan baru maupun lama perlu dilakukan secara
terencana dan berkesinambungan. Agar pengembangan dapat dilaksanakan dengan
baik, maka harus lebih dahulu ditetapkan suatu program pengembangan karyawan.
Kemapanan karyawan dalam bekerja untuk mencapai tujuan
perusahaan/instansi dipengaruhi oleh berbagai faktor secara internal, salah
satunya adalah melalui pelatihan dan pengembangan karyawan, dimana melalui
program tersebut diharapkan perusahaan/instansi dapat mempertahankan karyawan
yang berpotensi dan berkualitas.
Program pengembangan karyawan hendaknya disusun secara cermat dan
didasarkan kepada metode–metode ilmiah serta berpedoman pada keterampilan yang
dibutuhkan perusahaan saat ini maupun untuk masa depan. Pengembangan harus
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral
karyawan supaya prestasi kerjanya baik dan mencapai hasil yang optimal.
Pengembangan karyawan dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan
pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan technology dan semakin ketatnya
persaingan di antara perusahaan yang sejenis. Setiap personel perusahaan
dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas dan kuantitas
pekerjaannya baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Pengembangan
ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun karier bagi para karyawan
(baru/lama) melalui latihan dan pendidikan. Pimpinan perusahaan semakin
menyadari bahwa karyawan baru pada umumnya hanya mempunyai kecakapan teoritis
saja dari bangku kuliah. Jadi, perlu dikambangkan dalam kemampuan nyata untuk
dapat menyelesaikan pekerjaannya. Pengembangan karyawan memang membutuhkan
biaya cukup besar, tetapi biaya ini merupakan investasi jangka panjang bagi
perusahaan dibidang personalia. Karena karyawan yang cakap dan terampil akan
dapat bekerja lebih efisien, efektif, pemborosan bahan baku dan ausnya mesin
berkurang, hasil kerjanya lebih baik maka daya saing perusahaan akan semakin
besar. Hal ini akan memberikan peluang yang lebih baik bagi perusahaan untuk
memperoleh laba yang semakin besar sehingga balas jasa (gaji dan benefit)
karyawan dapat dinaikkan.
Hubungan
pelatihan dan pengembangan dengan tingkat kinerja karyawan
Hubungan antara Pelatihan & Pengembangan dengan tingkat kinerja
karyawan memiliki korelasi yang positif antara tingkat motivasi dan komitmen
karyawan dengan beberapa faktor-faktor tertentu di dalam organisasi, seperti
gaji/kompensasi (compensation),
kesempatan untuk mengembangkan karir (training
& careerdevelopment) termasuk di dalamnya pelatihan dan pengembangan
karir.
Kepemimpinan di dalam organisasi (leadership),
komunikasi (communication),
lingkungan kerja fisik (physical working
environment), hubungan kerja antar pegawai (working relationship, culture), visi, misi, dan tujuan organisasi (sense of direction). Faktor-faktor lain,
seperti reputasi perusahaan atau organisasi juga penting, namun pengaruhnya
tidak sebesar faktor-faktor di atas. Pengembangan karyawan dirasa semakin
penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat
kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan yang
sejenis.
Di kalangan karyawan yang memandang apabila seseorang dirotasikan berarti
karyawan tersebut akan menjalani satu dari dua kemungkinan: promosi atau
mutasi. Padahal bagi pihak manajemen hal tersebut sangat lumrah dan merupakan
bagian dari employee development. Setiap personil perusahaan dituntut
agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas dan kuantitas pekerjaannya baik
sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Pengembangan ini dilakukan untuk
tujuan nonkarier maupun karier bagi para karyawan (baru/lama) melalui latihan
dan pendidikan. Karyawan baru pada umumnya hanya mempunyai kecakapan teoritis
saja dari bangku kuliah. Jadi, perlu dikembangkan dalam kemampuan nyata untuk
dapat menyelesaikan pekerjaannya.
Pengembangan karyawan membutuhkan biaya cukup besar, biaya ini merupakan
investasi jangka panjang bagi perusahaan dibidang personalia. Karena karyawan
yang cakap dan terampil akan dapat bekerja lebih efisien, efektif dan
pemborosan berkurang, hasil kerjanya lebih baik maka daya saing perusahaan akan
semakin besar. Hal ini memberikan peluang yang lebih baik bagi perusahaan untuk
memperoleh laba yang semakin besar sehingga balas jasa (gaji dan benefit)
karyawan dapat dinaikkan.
Terdapat hubungan yang positif antara tingkat motivasi dan komitmen kerja
karyawan dengan kinerja mereka. Dengan kemampuan yang sama, karyawan yang
memiliki motivasi dan komitmen yang lebih tinggi dapat diperkirakan akan memiliki
kinerja yang lebih baik dibandingkan karyawan yang lain.
Kinerja karyawan dipengaruhi oleh kompetensi karyawan tersebut. Karyawan
yang memiliki kompetensi, misalnya di bidang Marketing, tentu memiliki kinerja
yang lebih baik bila mengerjakan hal-hal yang berhubungan dengan Promosi,
dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki kompetensi di dalam bidang
tersebut. Pelatihan dan pengembangan akan membantu karyawan meningkatkan
kompetensi mereka, sehingga hubungan antara Pelatihan dan Pengembangan dengan
Kinerja karyawan terlihat jelas di sana.
Pada salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan
mengungkapkan bahwa rotasi merupakan salah satu jalan untuk mengembangkan
potensi karyawan dan untuk mengukur calon yang akan duduk di posisi puncak. Selain
itu ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam rotasi yang dilakukan
perusahaan. Yang pertama adalah orangnya tidak mau dirotasi. Yang kedua adalah
atasannya yang tidak mau melepas anak buahnya. Karena kalau komunikasinya
kurang, orang jadi tidak tahu rotasi itu untuk apa.
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
Tujuan suatu organisasi ataupun suatu perusahaan akan lebih mudah dicapai
jika didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang baik, salah satunya
dengan mepekerjakan pegawai yang kompeten dan berkualitas, jika pegawai
yang telah ada dianggap belum memenuhi kebutuhan SDM yang diharapkan maka perlu
dilaksanakan beberapa strategi, diantaranya sesuai dengan fungsi manajemen SDM
yaitu pengembangan pegawai.
Pengembangan pegawai dapat dijadikan acuan untuk menambah kemampuan
individu pegawai agar dapat bersaing, akan tetapi metode dan hal-hal lain yang
bersangkutan dengan pengembangan pegawai harus tepat sasaran, agar pengembangan
pegawai yang direncankan tidak sia-sia.
2. Saran
Daftar Pustaka
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/11154/1/09E00662.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar